Lampu merah menyala dengan gagahnya disebuah sudut ibukota lelaki tua dg koran ditangannya tertatih di antara roda gemetar menawarkannya pada siapa saja "Tuan, 3000 perak saja" Ada yg membelinya entah karna suka atau karna iba Banyak yg mengacuhkannya Menatapnya hina bahkan curiga entah karna keriput diwajahnya atau karna tubuhnya yg kering tinggal rangka hangus dibakar surya di cengkeraman ibukota Aku bertanya, Tak lelah kah kau pak tua? Ia berkata, Ananda, aku hidup bukan untuk raga hingga pantang bagiku meminta-minta hidup ini adalah medan laga dan akulah pahlawannya karna itu, ananda jangan kau jual kau punya rasa karna sejak itu kau tak lagi punya harga Pagi ini, dilampu merah itu lagi tak kulihat pak tua itu berdiri kubaca koran hari ini ada yg mati di tabrak lari aku amati, dan aku tercekat ngeri pak tua itu telah pergi dalam sepi, ia mati sendiri Jakarta, 16 maret 2016