BELAJAR KE NEGERI CHINA
Selama 30 tahun terakhir, China telah
mengalami perkembangan perekonomian yang cukup pesat. China selama tiga dekade terakhir
ini telah mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya di atas
angka sembilan persen[1].
Pada tahun 2004 pendapatan per kapita china meningkat menjadi lima kali lipat
dibanding pendapatan perkapitanya pada tahun 1978. Reformasi China yang dimulai
pada tahun 1978 telah membuat pertumbuhan investasi, konsumsi, dan standar
hidup di China mengalami peningkatan yang signifikan. Berdasarkan data tahun
2010, China telah mampu membangun perekonomian negaranya menjadi raksasa
perekonomian terbesar kedua di dunia
setelah amerika jika dilihat dari
segi GDP dan keseimbangan belanjanya.
Penelitian independen dari world bank juga memperkirakan jumlah penduduk miskin
di china telah menurun dari sekitar 303 juta jiwa pada tahun 1987 menjadi 213
juta pada tahun 1998.
Bentuk campur tangan pemerintah
dalam pembangunan ekonomi dapat menggunakan beberapa instrument. Instrument
utama yang digunakan pemerintah untuk mempengaruhi kegiatan perekonomian
adalah:
1. Pajak,
yang diharapkan akan memperkecil konsumsi pribadi dan berarti memperbesar
tabungan yang selanjutnya disalurkan kepada investasi yang berpengaruh
terhadappeningkatan output dan pendapatan.
2. Pengeluaran
pemerintah (government expenditure) untuk membiayai pembangunan proyek-proyek
infrastruktur yang menyerap tenaga-tenaga kerja dan berfungsi meningkatkan
pengembangan kegiatan di berbagai sector. Pengeluaran pemerintah diberikan pula
untuk memberikan tunjangan sosial dan bantuan sosial lainnya.
3. Regulasi/peraturan
untuk pengendalian yang merupakan pengarahan bagi orang/masyarakat agar
melaksanakan atau menghentikan aktivitas ekonominya.[2]
Keberhasilan fenomenal china dalam
mengembangkan perekonomiannya patut untuk di analisa dalam rangka mengembangkan
perekonomian di Indonesia. Perekonomian China berkembang pesat salah satunya
disebabkan oleh kebijakan pemerintah China. Pemerintah yang berkuasa saat ini
melalui Partai Komunis China masih turun secara langsung mempengaruhi
pertumbuhan ekonominya dengan beberapa perusahaan milik pemerintah China.
Misalnya pada saat krisis 2008-2009, pemerintah secara hati-hati bertindak
langsung dalam menangani krisis di China, sehingga China dapat tumbuh positif
pada saat itu. Dengan kombinasi mekanisme pasar dan peran pemerintah yang tepat
membuat perekonomian China dapat terhindar dari krisis 2008-2009.
Perkembangan yang pesat dari
perekonomian china tidak bisa dilepaskan dari keberadaan pengusaha-pengusaha
china. Pemerintah china telah menyediakan lingkungan dimana para pengusaha
dapat menumbuh kembangkan usahanya guna mengubah perekonomian china ke arah
yang lebih baik. Baik konsumen, pengusaha, pemerintah dan pekerja yang
menghasilkan barang dan jasa semuanya mengambil peran penting dalam perubahan
dinamis ekonomi di china[3].
Namun yang salah satu yang terpenting dalam hal itu adalah inovasi ekonomi,
dimana pada aspek ini pengusahalah yang paling bertanggung jawab
mengembangkannya. Dilain sisi, guna mendorong menjamurnya pengusaha-pengusaha,
maka negara juga harus menerapkan kebijakan fiskal yang tepat.
Kebijakan
fiskal
merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi suatu
negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah. Kebijakan
fiskal berbeda dengan kebijakan moneter, yang bertujuan
men-stabilkan perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar. Instrumen utama kebijakan
fiskal adalah pengeluaran dan pajak. Perubahan tingkat dan komposisi pajak dan
pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi variabel-variabel berikut:
- Permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi
- Pola persebaran sumber daya
- Distribusi pendapatan
Pemerintah menjalankan kebijakan
fiskal adalah dengan maksud untuk mempengaruhi jalannya perekonomian atau
dengan perkataan lain, dengan kebijakan fiskal pemerintah berusaha mengarahkan
jalannya perekonomian menuju keadaan yang diinginkannya. Dengan melalui
kebijakan fiskal, antara lain pemerintah dapat mempengaruhi tingkat pendapatan
nasional, dapat mempengaruhi kesempatan kerja, dapat mempengaruhi tinggi
rendahnya investasi nasional, dan dapat mempengaruhi distribusi penghasilan
nasional
Salah satu bentuk
kebijakan fiskal china adalah dalam penetapan suku bunga yang rendah guna
memicu pergerakan ekonominya. Angka suku bunga kredit komersial perbankan pada
tahun 2010 yang diterapkan di china yang berada di kisaran 5,31 persen memicu
berkembangnya bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di daerah
tersebut. Dimana menurut bank dunia Usaha mikro kecil dan
menengah (UMKM), merupakan
salah satu kekuatan pendorong terdepan dalam pembangunan
ekonomi. UMKM memegang peranan yang
cukup signifikan dalam
perekonomian. Kontribusi UMKM terhadap perekonomian terutama pada
aspek penyerapan tenaga kerja.
Keberadaan Indonesia
yang ditempatkan dalam indeks kemudahan berbisnis masih kalah jauh dibanding
negara-negara Asean lainnya. Indonesia masih berada di peringkat ke-114,
sementara Malaysia sudah berada d peringkat 18 dan Thailand di peringkat 38. Jika
dibandingkan dengan china, angka suku bunga kredit komersial perbankan di
Indonesia pada tahun 2010 masih jauh lebih tinggi dibanding china yaitu berada
di angka 13,5 persen[4].
Hal ini tentu saja menyulitkan bagi UMKM dalam mengakses modal guna
mengembangkan bisnisnya di Indonesia. Padahal, pada tahun
2005, UMKM di Indonesia
mampu menyerap 77.678.498 ribu
orang atau sebesar 96,77% dari total tenaga kerja yang mampu diserap oleh usaha skala kecil, menengah, dan besar[5].
Dari sisi jumlah unit usaha dan tenaga
kerja yang mampu diserap
maka UMKM jauh lebih besar
dari usaha besar.
Oleh karena itu penurunan suku bunga perbankan ini harus
diupayakan oleh pemerintah Indonesia. Di samping penurunan suku bunga dapat
membantu berkembangnya UMKM dari segi aspek permodalan. Langkah ini harus di
lakukan mengingat karena lonjakan tajam produk impor China ke pasar dalam
negeri merupakan persoalan strategis. Terlebih dengan akan diberlakukannya MEA
akhir tahun 2015 ini. Persoalan yang berkaitan dengan ketahanan ekonomi
nasional, ketahanan ekonomi puluhan juta rakyat Indonesia yang menggeluti usaha
mikro, kecil, dan menengah (UMKM). apabila sektor UMKM lumpuh, fondasi
ketahanan ekonomi Indonesia bisa saja runtuh. Mengingat banyaknya tenaga kerja
yang diserap oleh UMKM nantinya akan menjadi pengangguran yang otomatis membuat
angka kemiskinan akan melonjak drastis.
Selain itu guna mendorong dan melindungi UMKM-nya, china
menetapkan UU paten sejak tahun 1984. China adalah salah satu negara yang
banyak menghasilkan paten sederhana berdasarkan data dari kantor
Paten China, sampai dengan November 2012 dari pendaftaran domestik tercatat
sebanyak 2.610.888 paten sederhana. Banyaknya paten sederhana yang telah
dilindungi di Cina ini juga telah menjadi tulang punggung kebangkitan industri
berbasis UMKM Cina. Banyak industri baru tumbuh dan berkembang pesat di Cina
karena telah mengaplikasikan paten sederhana yang dihasilkan. Berbagai produk
dan alat baru hasil pengembangan paten sederhana mereka dan mengandung nilai
ekonomi banyak dihasilkan oleh negara Cina.
Perusahaan-perusahaan berbasis UMKM di Cina lebih menyukai
untuk mendaftarkan paten sederhana dari pada paten, karena syarat untuk
mendaftarkan paten sederhana itu lebih mudah dan tidak mahal. Selain itu sektor
industri di Cina bisa lebih cepat untuk mengaplikasikan paten sederhana yang
dihasilkannya didalam industri UMKM mereka. Di Indonesia perlindungan terhadap hak paten ataupun
penghargaan terhadap paten apalagi paten sederhana masih dirasa masih sangat
kurang. Sehingga kesadaran masyarakat ataupun peneliti dalam mendaftarkan paten
nya juga kecil. Contoh sederhana kita lihat pada kasus tongkat narsis (tongsis)
yang ternyata ditemukan oleh orang indonesia namun keuntungan penjualannya
banyak dinikmati oleh china. Atau kasus
lainnya pada sosok anak muda potensial yang terpaksa kembali ke jepang karna
karya dan penemuannya di Indonesia tidak mendapat apresiasi yang positif. Hal
ini tentunya sangat di sayangkan, mengingat di negara lain para peneliti di
bayar mahal untuk membuat sebuah penemuan baru.
Majunya sektor Industri berbasis UMKM di Cina tidak lepas
dari strategi pembelian lisensi paten sederhana, sebuah lisensi paten sederhana
banyak dibeli oleh perusahaan-perusahaan start up untuk diadopsi dalam
industrinya. Perusahaan-perusahaan berbasis UMKM di Cina telah banyak
mengadopsi paten sederhana dan membeli berbagai lisensi paten sederhana dari beberapa
peneliti di negara mereka untuk diterapkan dalam industri berbasis UMKM mereka.
Dari data diketahui bahwa 60 % paten sederhana yang telah dilindungi di Cina
telah banyak diaplikasikan ke dalam Industri UMKM Cina.
Langkah pemerintah Cina dalam memajukan sektor Industri
berbasis UMKMnya, dapat kita adopsi untuk memajukan industri berbasis UMKM di
Indonesia. Peran Kementrian Perindustrian, Kementrian Perdagangaan, Kementrian
Koperasi dan UMKM kiranya sangat diperlukan untuk mendorong para pengusaha UMKM
untuk diberikan berbagai pelatihan dan pendampingan agar mereka mampu
berinovasi dan menghasilkan sebuah paten sederhana, selain itu kiranya
pemerintah perlu mempertemukan para pengusaha UMKM dengan para inventor baik
dari kalangan pemerintah maupun swasta agar bisa saling bersinergi dalam
menguatkan sektor industri berbasis UMKM ini. Pemerintah Indonesia bisa
memberikan kemudahan bagi para inventor dalam proses pendaftaran paten
sederhana yang dihasilkannya sekiranya hasil invensinya bisa memberikan keuntungan
bagi para pengusaha UMKM. Dengan demikian, akan banyak paten sederhana yang
dihasilkan dan dapat dilisensikan kepada kalangan industri berbasis UMKM di
Indonesia. Sehingga industri UMKM di Indonesia bisa terus berkembang dan
memiliki daya saing.
.
[1]
The J curve, hal. 326
[2]
Teori-teori pembangunan ekonomi; pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan
wilayah, hal 45
[3]
Memahami dahsyatnya ekonomi china, hal. 4
[4]
Harian kompas 2 februari 2010
[5]
Pertumbuhan Usaha Industri
Kecil dan Menengah (IKM) dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhinya, Sri Susilo Y
Komentar
Posting Komentar